Euphoria kelulusan kampus perjuangan baru saja berlangsung dua pekan kemarin.
Arak-arakan dengan kendaraan bermotor yang mengaung-aung, kereta kelinci yang
berpanjang-panjangan memenuhi jalanan, dan yel-yel dari tiap jurusan mengiringi
wisudawan dan wisudawati ITS mengelilingi kampus. Senyum sumringah dari para wisudawan
terpaancar di seluruh penjuru kampus. Kelulusan yang penuh perjuangan, pikir
kami.
Pendidikan telah mengubah martabat seseorang menjadi lebih tinggi. Gelar
yang mengekor di belakang nama setelah prosesi wisuda, dapat mempertinggi
status sosial seseorang. Selain itu, dapat mempermudah mereka untuk menuju
gerbang selanjutnya, bekerja atau melanjutkan studi berikutnya. Begitu besar
peran pendidikan dalam mencetak para mahasiswa sebagai agen perubahan (agen of change), pribadi yang tangguh
dan berakhlak mulia (iron stock),
penjaga nilai-nilai di masyarakat (guardian value).
Begitu pula peran dari Madrasah nizamiah, sebuah madrasah yang didirikan di
era imperium saljuk tahun 459 H (1067 M) oleh Nizhamul Mulk di Baghdad, merupakan
model pendidikan bagi perguruan tinggi di kemudian hari, termasuk saat ini.
Madrasah ini melahirkan para pakar dan cendekiawan muslim di zamannya dan
menetralisir perang pemikiran yang digencarkan oleh kaum syiah. Karena
berafiliasi ke madzab syafi’i, Nizhamul mulk merumuskan kurikulum dan
metodologi pengajaran sesuai syariat islam baik secara ushul (kaidah fiqih) dan
furu‘ (permasalahan fiqh) yang mudah dicerna oleh khalayak umum. Sedangkan
aliran akidahnya berkiblat pada paham abu Hasan Al-Asyari‘. Target menciptakan
iklim ubudiah terhadap Allah SWT, mencetak manusia yang handal, iklim keilmuan
yang kondusif, dan mempersiapkan kader-kader yang profesional ditempuh dengan
pemilihan tempat yang strategis dan tenaga pengajar yang profesional.
Madrasah Nizhamiah menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan dunia.
Misalnya dalam hal masa studi, berlangsung selama 4 tahun. Adanya tingkatan
atau strata bagi tenaga pengajar seperti guru, asisten, guru besar juga
mengilhami perguruan tinggi saat ini. Pendaftaran, kelulusan dan ijazah juga
diatur pula dan menjadi referansi pendidikan sekarang.
Al Ghazali, guru besar madrasah nizhamiah, mampu menampilkan argumentasi
ilmiah dan gagasan yang cerdas. Melalui pemikiran ghazali, lembaga pendidikan,
masyarakat, dan negara bersinergi melahirkan satu peradaban. Sebagaimana
lembaga pendidikan Nizamiah dalam membabat pemikiran serta kekuatan syiah
Bathiniah. Sebagai seorang pembaharu sekaligus hujjatul islam, al ghazali
melakukan perbaikan (ishlah) secara internal saat perang salib berkobar. Meski
ia tidak secara langsung terjun ke medan pertempuran, namun kontribusinya dalam
perang tersebut sangatlah besar. Pada saat itu, kondisi moral dan keilmuan islam
sangat parah. Seruan jihad tidak banyak mendapatkan sambutan. Karena itulah, Ia
berusaha menyembuhkan penyakit ummat yang mendasar, hawa nafsu. Hal ini jelas
bahwa jihad yang dilakukan oleh Gazhali adalah jihad bil ilmi. Caranya dengan
mengajarkan keilmuan yang benar. Memperbaiki hati manusia haruslah dengan ilmu
dan pendidikan yang benar. Paham-paham yang merusak iman harus dihadapi dengan
serius.
Nizhamiah dengan kepemimpinan al Gazhali melahirkan lulusan-lulusan
terbaiknya. Sebut saja Nuruddin zanki dan Shalahudin Al Ayyubi (1137 -1193 M). Mereka
pejuang islam yang menggelorakan semangat jihad dan membebaskan palestina dari
cengkeraman tentara salib dalam perang panjang dan amat dahsyat, perang salib.
Nah, sekarang manakah perguruan tinggi terbaik itu? Apakah kita
sudah menjadi lulusan terbaiknya? Wallahu a’lam semoga kita menjadi pribadi
yang unggul, senantiasa melakukan perbaikan umat, menyebarkan pemikiran dan
ilmu kita sehingga kita menjadi lulusan terbaik Nizhamiah di masa sekarang!
@hawari
No comments:
Post a Comment